Butir Penting Buku Nonfiksi

Kemarin lusa, kita telah mempelajari nonfiksi dari dasar-dasarnya; berupa pengertian, ciri-ciri, hingga perbedaannya dengan buku fiksi melalui kuis yang telah diberikan. Begitu pula pada pertemuan sebelumnya, kita mulai menerawang apa saja butir-butir atau poin-poin penting yang terdapat dalam buku nonfiksi.

Berikut, penegasan kembali materi sebelumnya. Yaitu, butir penting buku nonfiksi.

  1. Identitas Buku

Identitas buku perlu dicatat agar kita (pembaca) mengetahui referensi buku itu. Untuk mencatat identitas buku, klasifikasi buku itu perlu dipaparkan sedetail mungkin. Hal ini dimaksudkan agar buku yang sudah dibaca dapat diidentifikasi oleh pembaca yang lain (Yustinah, 2018: 84).

Contoh:

  • Judul: Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
  • ISBN: 978-602-452-698-6
  • Penulis: Mark Manson
  • Penerbit: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
  • Tahun Terbit: 2018
  • Kota Terbit: Jakarta
  • Tebal: 256 halaman

Semua bagian berikut terlampir di halaman depan buku setelah lampiran hak cipta, terkecuali ISBN, bisa saja terletak di barcode pada cover belakang. Identitas buku biasanya mudah dicari karena terpampang secara jelas di dalam buku.

  1. Manfaat Buku

Setelah membaca buku nonfiksi, kita perlu mencatat manfaatnya (Yustinah, 2018: 84).

Mengapa kita perlu mencatat manfaat membaca buku nonfiksi tersebut? Agar, ketika kita ditanyakan oleh teman, kita dapat menjelaskan apa yang kita peroleh setelah membaca buku tersebut atau ketika kita ingin mengetahui hasil membaca buku tersebut dalam kegiatan sehari-hari, kita dapat merasakan manfaatnya yang terasa dalam hidup kita.

Sebagai contoh, buku berjudul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat sekilas membuat penasaran mengenai apa yang diceritakan dalam bukunya, lalu apa manfaat membaca buku tersebut? Apakah kita akan mengerti tentang seni? Apakah kita akan menjadi bodo amat? Ataukah bodo amat merupakan kajian seni tersendiri? Nah, begini manfaaatnya:

  • Mengingatkan bahwa memang ada persoalan-persoalan yang tidak perlu dirisiaukan dalam hidup.
  • Membentuk diri kita yang “masa bodo” terhadap segala sesuatu yang kita inginkan. Maksudnya, harus selalu berjuang untuk menghadapi dan menikmati segala proses dan rintangan demi tujuan yang ingin dicapai.
  • Mengajarkan kita untuk menemukan hal-hal penting sebagai prioritas utama. Agar kita tidak terganggu dengan hal-hal sepele yang mengganggu titik fokus.

Nah, manfaat berikut dapat ditemukan ketika kita membaca sebuah buku nonfiksi. Cara untuk menemukan manfaat ini, biasanya dengan melihat apa yang kita peroleh setelah membaca buku tersebut, tidak terbatas seperti di atas yang bersifat mengedukasi, mengajarkan perihal pribadi seseorang. Namun, bisa saja bersifat personal, seperti menyenangkan dan menghibur diri di kala senggang.

3. Penyajian Buku

Penyajian buku di sini, dirangkap menjadi 3 bagian, 1) Format Buku, 2) Bahasa yang Digunakan, 3) Materi Buku. Ketiga materi ini dirangkap menjadi satu bagian, yaitu penyajian buku.

Pada umumnya, penyajian buku tidak bersifat tersirat seperti manfaat buku pada bagian sebelumnya, kita dapat mengenali penyajian buku nonfiksi tersebut hanya dengan membacanya.

Contoh:

  • Format Buku
    • Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat memiliki sampul/cover yang menarik dibanding buku pengembangan diri yang lain. Mengapa? Sebab, warna bukunya yang begitu mentereng di antara buku-buku lain yang terdapat dalam satu rak.
  • Bahasa yang Digunakan
    • Bahasa yang digunakan dalam buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat begitu ringan, mudah dibaca dan menyajikan bahasan yang logis dan mudah ditangkap oleh siapa pun, bahkan oleh anak-anak.
  • Materi yang Disajikan oleh Buku
    • Dari segi judul, buku Sebuah Seni Untuk bersikap Bodo Amat begitu menarik perhatian. Ternyata materi yang disajikan bukan berupa cara kita menjadi pribadi yang “bodo amat” atau acuh tak acuh. Namun, kita dipertegas untuk memprioritaskan mana hal yang lebih utama dan mem-“bodo amat”-i hal-hal sepele yang lain.

4. Kelebihan Buku

Sebuah buku nonfiksi dianggap bermutu atau memiliki kelebihan apabila memenuhi kebutuhan informasi atau ilmu pengetahuan pembaca, isinya dapat dipertanggung jawabkan, menyajikan sebuah perspektif yang baru dan segar terhadap suatu topik, dan memberi inspirasi.

Contoh:

  • Dalam buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat, penyampaiannya begitu ringan dan agak nyeleneh, tidak sepeti buku pengembangan diri pada umumnya. Tetapi, buku tersebut begitu banyak mengandung inspirasi dan motivasi.
  • Buku ini membuat kita melihat dari sudut pandang yang berbeda. Sangat cocok untuk seseorang yang sering merasa terasingkan karena perkataan, pendapat, ocehan orang lain yang seing membuat sedih dan depresi. Sebab, buku ini mengungap bagaimana kita menjadi diri sendiri atau “bodo amat” tanpa harus tertekan dengan pendapat orang lain.
  • Judulnya menarik.
  • Tidak terlalu tebal, bisa habis dibaca dengan sekali duduk, karena penyampaiaannya menarik.
  • Cara menemukan semua kelebihan ini biasanya ketika kita menyelasikan membaca buku tersebut, kita akan mengerti apa saja kelebihannya dengan membandingkannya dengan buku yang lain. Maka dari itu disarankan agar membaca lebih dari satu buku dengan genre yang sama. namun, bisa saja melihat ulasan, review maupun resensi yang terdapat di internet sebagai perbandingan.

Nah, itulah yang dapat kita pelajari dari buku nonfiksi. Butir-butir penting tersebut dapat dirangkai menjadi satu-kesatuan seperti yang terdapat dalam review dan resensi. Itu saja bahan aja hari ini, semoga tugasnya cepat diselesaikan dan kalau ada yang ingin ditanyakan bisa kontak Whatsapp, 081952482597.

Sekian, salam dan terima kasih.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai